"Pabrik itu rencananya yang terbesar di Asia karena mampu menyerap 6.000 hingga 10.000 tenaga kerja," kata Bupati Kendal, Mirna Annisa di Beijing.
Dia mengatakan, Hebei Bishi Steel Group memberikan jaminan kepada pemerintah untuk memprioritaskan warga sekitar lokasi pabrik baja di Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, untuk menjadi tenaga kerja. "Rencana beroperasi 2019 atau paling tidak 2020," kata Mirna.
Perusahaan baja yang berkedudukan di Tangshan, Provinsi Hebei, itu menggandeng mitranya di Indonesia, PT Seafer Kawasan Industri, yang telah menyediakan lahan seluas 700 hektare di Kecamatan Patebon.
Untuk tahap pertama akan dibangun pabrik baja berkapasitas tiga juta ton, batu bara panas (coking coal) berkapasitas 2,4 juta ton, pembangkit listrik berkapasitas 270 MW, dan fasilitas pendukung dermaga dengan kapasitas 100 DWT.
"Yang tahap kedua nanti akan dibangun infrastruktur penunjang, seperti pelabuhan dan jalan sehingga kalau dijumlahkan secara keseluruhan nilai investasinya mencapai Rp42 triliun," ujar perempuan berusia 37 tahun berlatar belakang dokter itu.
Mirna mengatakan, Hebei Bishi Steel Group akan membangun pelabuhan sendiri dan berbeda dengan pelabuhan yang akan dibangun oleh PT Pelindo bersama mitranya dari Singapura dan China di Kendal.
Penandatanganan keja sama antara Hebei Bishi Steel Group dan PT Seafer Kawasan Indsutri dilakukan di Beidahe, Provinsi Hebei, dengan disaksikan Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun, Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, dan Bupati Mirna.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jateng, Prasetyo Aribowo, mengatakan perusahaan tersebut akan mendapatkan insentif berupa pembebasan pajak penghasilan (PPh) Badan.
"Sesuai PP 24/2018, industri strategis, seperti baja, dengan nilai investasi sebesar itu secara otomatis mendapatkan tax holiday selama 20 tahun," ujarnya.
Masuknya investasi dari Hebei Bishi Steel Group itu, lanjut dia, mendongkrak nilai investasi asing asal China di Jateng. Sebelumnya investasi China di Jateng baru mencapai 85 juta dolar AS atau satu persen dari seluruh investasi asing.
China juga menduduki peringkat kedelapan negara yang melakukan investasi di Jateng. Jepang, Korea Selatan, Singapura, Inggris, dan Malaysia merupakan negara terbesar yang berinvestasi di Jateng. "Dengan masuknya Bishi ini, maka investasi China di Jateng kini sudah mencapai 15 persen," kata Prasetyo.
Sumber : https://www.antaranews.com